Deliserdang,(Digital Global News.com) - Program Jaminan Persalinan (Jampersal)
yang digaungkan pemerintah, untuk kesejahteraan masyarakat, terutama bagi para ibu hamil yang tidak mampu memenuhi biaya persalinan, terindikasi rawan penyelewengan. Seperti yang terungkap dalam RDP Komisi D DPRD Deliserdang, dengan Lumbung Informasi dan Aspirasi Rakyat (LIRA) Deliserdang, dan Dinas Kesehatan Pemkab Deliserdang, Kamis (26/1/2012).
Dalam kesempatan itu, Direktur Investigasi LIRA M. Yahya Saragih, menguak fakta di hadapan pimpinan rapat Timur Sitepu, bahwa pada tanggal 3 Oktober 2011 silam, seorang penerima Jampersal asal Bangun Purba, Juliani (25) dirujuk Puskesmas Bangun Purba ke RSU Lubuk Pakam, untuk dilakukan persalinan lewat operasi caesar. Namun, saat berada di perjalanan, surat rujukan itu dialihkan ke RSU Sari Mutiara Lubuk Pakam, oleh pihak Bidan Puskesmas Bangun Purba, dengan alasan tidak ada dokter di RSU Lubuk Pakam.
Namun, karena RS Sari Mutiara merupakan salah satu Rumah Sakit swasta yang menjalin MOU Jampersal dengan Pemkab Deliserdang, maka pasien tersebut menuruti saran bidan itu. Sesampainya di ruang operasi, Julianti justru diminta melunasi biaya persalinan sebesar Rp 1,8 juta. Dengan cara mengutang, wanita ini terpaksa harus melunasi biaya itu kepada dr. Jekson, yang menangani persalinannya kala itu.
"temuan ini mungkin, satu diantara banyak lagi temuan lainnya, di kesempatan ini, kami minta Pak Kadis menjelaskan, apakah dibenarkan hal demikian, kalau menyalahi, apa tindakan Pak Kadis, apapun ceritanya, ini tanggung jawab Kepala Puskesmas. Sementara, setiap kami minta klarifikasi Kapus, beliau selalu mengelak dengan alasan tidak ada ijin konfirmasi dari Pak Kadis,"ungkap Yahya kepada Kadis Kesehatan Deliserdang dr. Masdulhag.
Selain itu, LIRA juga kembali meminta penjelasan Dinkes Deliserdang, terkait kondisi Puskesmas Kecamatan Bangun Purba, yang sering menaglami kekosongan tenaga dokter,baik di siang hari maupun di malam hari, sehingga pasien sering terbengkalai. Begitu juga halnya dengan ambulans yang ternyata digunakan untuk mengangkut ternak, sedangkan kendaraan patroli puskesmas tidak difungsikan sebagaimana mestinya, malainkan digunakan untuk pergi ke ladang.
"kalau sepedti ini kondisinya, bagaimana dinas kesehatan menjalankan visi dan misi Bupati, untuk mensejahterakan rakyat. Sementara, rakyat tidak dilayani dengan baik. Tolong, bapak berbenah, jangan sampai wajah Bapak tercoreng hanya karena ulah bawahan yang demikian,"sebut Yahya lagi. (Boy)
yang digaungkan pemerintah, untuk kesejahteraan masyarakat, terutama bagi para ibu hamil yang tidak mampu memenuhi biaya persalinan, terindikasi rawan penyelewengan. Seperti yang terungkap dalam RDP Komisi D DPRD Deliserdang, dengan Lumbung Informasi dan Aspirasi Rakyat (LIRA) Deliserdang, dan Dinas Kesehatan Pemkab Deliserdang, Kamis (26/1/2012).
Dalam kesempatan itu, Direktur Investigasi LIRA M. Yahya Saragih, menguak fakta di hadapan pimpinan rapat Timur Sitepu, bahwa pada tanggal 3 Oktober 2011 silam, seorang penerima Jampersal asal Bangun Purba, Juliani (25) dirujuk Puskesmas Bangun Purba ke RSU Lubuk Pakam, untuk dilakukan persalinan lewat operasi caesar. Namun, saat berada di perjalanan, surat rujukan itu dialihkan ke RSU Sari Mutiara Lubuk Pakam, oleh pihak Bidan Puskesmas Bangun Purba, dengan alasan tidak ada dokter di RSU Lubuk Pakam.
Namun, karena RS Sari Mutiara merupakan salah satu Rumah Sakit swasta yang menjalin MOU Jampersal dengan Pemkab Deliserdang, maka pasien tersebut menuruti saran bidan itu. Sesampainya di ruang operasi, Julianti justru diminta melunasi biaya persalinan sebesar Rp 1,8 juta. Dengan cara mengutang, wanita ini terpaksa harus melunasi biaya itu kepada dr. Jekson, yang menangani persalinannya kala itu.
"temuan ini mungkin, satu diantara banyak lagi temuan lainnya, di kesempatan ini, kami minta Pak Kadis menjelaskan, apakah dibenarkan hal demikian, kalau menyalahi, apa tindakan Pak Kadis, apapun ceritanya, ini tanggung jawab Kepala Puskesmas. Sementara, setiap kami minta klarifikasi Kapus, beliau selalu mengelak dengan alasan tidak ada ijin konfirmasi dari Pak Kadis,"ungkap Yahya kepada Kadis Kesehatan Deliserdang dr. Masdulhag.
Selain itu, LIRA juga kembali meminta penjelasan Dinkes Deliserdang, terkait kondisi Puskesmas Kecamatan Bangun Purba, yang sering menaglami kekosongan tenaga dokter,baik di siang hari maupun di malam hari, sehingga pasien sering terbengkalai. Begitu juga halnya dengan ambulans yang ternyata digunakan untuk mengangkut ternak, sedangkan kendaraan patroli puskesmas tidak difungsikan sebagaimana mestinya, malainkan digunakan untuk pergi ke ladang.
"kalau sepedti ini kondisinya, bagaimana dinas kesehatan menjalankan visi dan misi Bupati, untuk mensejahterakan rakyat. Sementara, rakyat tidak dilayani dengan baik. Tolong, bapak berbenah, jangan sampai wajah Bapak tercoreng hanya karena ulah bawahan yang demikian,"sebut Yahya lagi. (Boy)
Tidak ada komentar: