Deli Serdang | Gloobal Berita.com -
MENUJU PERADABAN MADRASAH (Menyambut Semarak Kompetisi Sains 2012)
Oleh : Torang Rambe.
Pendahuluan : Bukan secara kebetulan bila Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara, Abd. Rahim, atau yang akrab disapa Pak Rahim, menyebut lembaga pendidikan madrasah dewasa ini sedang digandrungi masyarakat.
Sebuah pernyataan yang mungkin bagi sebagian orang terlalu bombastis atau hanya sekedar berpromosi, karena selama ini yang terkesan bila menyebut pendidikan Islam (baca : madrasah) adalah kumpulan anak-anak ngaji yang hanya pandai baca kitab suci, wiridan dan doa. Agakanya apa yang disebut Kakanwil tersebut bukanlah sebuah utopi belaka. Kini, pelan tapi pasti madrasah telah mengepakkan sayapnya keberbagai ranah prestasi ilmu-ilmu laduni (sains) dan ukhrawi (agama) sekaligus. Paling mutakhir adalah di selenggarakannya Kompetisi Sains madrasah mulai dari tingkat naional dan daerah tahun 2012. Sebagai bukti sohih dan sekaligus membungkam para pengeritik madrasah yang menyebut madrasah hanya berputat soal agama dan akhirat. Sungguh ironis memang.
Padahal madrasah telah melampaui batas ruang dan aspek kehidupan manusia secara nyata, dengan kata lain bahwa madrasah adalah sebuah lembaga pendidikan yang memadukan secara seimbang (equilibrium) antara ilmu-ilmu kehidupan dunia dan akhirat. Pencapaian madrasah dewasa ini kearah yang sangat menjajikan adalah tidak lain sebagai ujud misi penggabungan antara nilai-nilai pesantern dan sekolah, sehingga ia diakui sebagai lembaga peningkatan mutu pendidikan Indonesia. Kiranya tepat apa yang dikatakan Nakosteen, bahawa motif pendirian madarsah pada masa klasik Islam ialah untuk menggabungkan ilmu pengetahuan dan pendidikan umum (sekuler) sekaligus.
Peyelenggaran kompetisisi sains Kementerian Agama, khususnya di Kanwil Kemengasu adalah sebuah momentum penting untuk kembali membuka cakrawala semua stakeholder madarsah bahwa lembaga ini memiliki setingkat kelebihan dibanding sekolah manapun karena kombinasi yang sangat berilian antara ilmu-ilmu agama (li tafaqquh fiddin) dan ilmu-ilmu sain (matematika, kimia, fisika, ekonomi dan biologi). Sekali lagi, kompetisi sains Sumatera Utara ini sangat penting artinya untuk kembali mempertegas bahwa madrasah sejak jaman klasik samapai era globalisasi sekarang ini menjadi sekolah model bagi siapa saja yang ingin melanjutkan studinya mulai dari tingkat dasar sampai menengah.
Sains dan Aktualisasi Diri : Kompetisi sains bagi madarsah tentu memiliki makna tersendiri, betapa tidak karena madarsah kembali akan menguji kemapuan para anak didik binaannya. Bila dilihat secara faktual setidaknya ada beberapa alasan kenapa kompetisi sains bagi madrasah ini sangat dibutuhkan. Pertama, melalui berbagai event lomba atau kompetisi, generasi muda akan turut berperan dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Pada berbagai kesempatan kompetisi, peserta didik secara tidak langsung akan belajar bagaimana mengenal kemampuan diri dan menggunakannya. Bagaimana mengevaluasi dirinya terhadap kemampuan yang ia miliki dibandingkan orang lain, serta menggunakannya dengan maksimal agar mencapai target yang ia harapkan. Kedua, peserta didik belajar berkomunikasi, bersosialisasi, ketika menghadapi banyak orang di sekitarnya atau berhadapan dengan lawannya termasuk mengolah emosi ketika mendapat kemenangan bahkan kekalahan sekalipun. Ketiga, dalam kompetisi, peserta didik akan melatih kemampuan akademiknya, di samping strategi berpikir kritis, analitis, kreatif, dan inovatif dalam mencapai tujuan. Kemampuan memecahkan masalah, kemandirian, berani menerima tantangan, memotivasi diri dan manajemen diri akan tumbuh ketika sedang menghadapi kompetisi. Demikian juga rasa percaya diri, sikap positif pun akan tumbuh ketika peserta didik berhasil meraih target dan menjadi pemenang dalam kompetisi tersebut. Keempat, dengan memberi kesempatan dan fasilitas yang memadai termasuk mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti berbagai kompetisi di berbagai bidang lomba, secara tidak langsung guru turut berpartisipasi dalam membekali peserta didik dengan pendidikan kecakapan hidup. Kompetisi meningkatkan kemandirian karena peserta didik dilatih agar mempunyai karakter independen dan keberanian serta menumbuhkan kecakapan hidup. Bangsa yang mampu bertahan, berperan, dan bersaing di era global saat ini adalah bangsa yang memiliki keunggulan kompetitif. Oleh karenanya dunia pendidikan memiliki kontribusi besar bagaimana menghasilkan lulusan yang berdaya saing global sebagaimana tuntutan skenario globalisasi.Kelima, Kompetisi ini juga sebagai pembuktian bahwa kinerja guru dalam meningkatkan keprofesionalannya adalah membimbing peserta didik hingga mencapai prestasi. Pembimbingan peserta didik merupakan salah satu bagian dari prestasi akademik yaitu komponen dalam sertifikasi guru dalam jabatan. Guru yang professional adalah guru yang menguasai baik kompetensi profesionalisme akademik, kompetensi pedagogi, sosial, dan kepribadian. Penguasaan keempat kompetensi tersebut turut membantu guru dalam membimbing peserta didik hingga mencapai prestasi di ajang kompetisi sains nasional ini, tentunya dengan didasari dedikasi guru dalam memberi waktu dan bekerja dengan hati.Keenam, dalam menghadapi era globalisasi, mempersiapkan peserta didik agar mempunyai kompetensi yang dapat dijadikan daya saing di ajang kompetisi baik dalam negeri ataupun luar negeri merupakan tantangan bagi guru. Dimulai dari prestasi yang dicapai di sekolah, di kabupaten/kota, propinsi, dan akhirnya go nasional bahkan go internasional bukan hal yang mustahil. Dukungan guru dibutuhkan untuk memfasilitasi peserta didik terlibat dalam kancah kompetisi sains anak bangsa. Ketujuh, sebagai bukti kongkrit dengan kompetisi sains ini akan membuka pradigma baru khalayak ramai bahwa segala sesuatu yang ada disekolah umum dapat dilakukan oleh anak-anak didik madrasah, tapi tidak untuk sebaliknya.
Peradaban Madrasah : Tidak berlebihan kedepan negeri ini banyak berharap kepada pundak madrasah untuk menggiring ibu petiwi kearah yang lebih baik terutama dalam menyahuti Indonesia 2025 dan 2045 dimana diharapakan Indonesia menjadi negeri penentu nomor delapan dan empat negara berpengaruh didunia sebagaiamana yang direncanakan oleh Bapennas. Pertanyaannya kemudian adalah mampukah madrasah mewujudkan peradaban itu dalam rentang waktu yang tidak terlalu lama lagi ?. Tentu jawabanya adalah sangat sederhana bahwa madrasah akan bekerja keras untuk mewujudkan hal tersebut. Sejarah telah membuktikan bahwa madrasah pertama kali didirikan oleh Dinasti Samaniyah (204-395H819-1005M) di Naisabur kota yang kemudian dikenal sebagai daerah kelahiran madarsah. Daerah Naisapur mencakup sebagain Iran, sebagaian Afganistan dan Bekas Uni Sovyet antara laut Kaspia dan Laut Aral.
Dengan inisiatif yang datang dari penguasa saat itu maka madrasah tidak kesulitan menyerap hampir segenap unsur dan fasilitas modern, seperti bangunan yang parmanen, kurikulum yang tertata rapi, pergantian jenjang pendidikan, dan tentu saja anggaran atau dana yang dikucurkan oleh pemerintah. Bila diperhatikan masa jaya madrasah secara historis tadi sangat bertepatan dengan keadaan sekarang dengan adanya pasilitas modern yang mudah diakses dan masuk keranah madrasah, dana APBN yang mencapai 20%, kurikulum yang terus berkembang dan sudah tertata sedemikian rupa. Jenjang pendidikan mulai dari Raudhatul Atfal lalu kemudian masuk tingkat dasar sampai kepada menengah hingga kemudian ke universitas yang kini sudah lahir Universitas Islam Negeri khususnya.
Yang tidak kalah dahsatnya dari madrasah sebagai harapan peradaban kedepan adalah menonjolnya nilai-nilai religiusistas masyarakatnya bila dibandingkan dengan sekolah merupakan lembaga pendidikian umum dengan pelajaran universal dan terpengaruh iklim pencerahan Barat. Dengan kata lain madrasah menerapakan secara ketat antara aspek kognitif, apektif dan psikomotorik. Meminjam istilah pendidikan karaktek yang berbasis kepada kekuatan IQ, SQ, EQ atau yang dikenal dengan beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa, jujur, cerdas, tangguh dan peduli.
Singakatnya, madarsah sebagai lembaga pendidkan Islam yang berada dibawah sistem pendidikan nasional dan berada dibawah pembinaan Kementerian Agama telah tumbuh dan berkembang sangat pesat sehingga ia merupakan bagian dari budaya Indonesai, karena ia tumbuh dan berproses bersama dengan seluruh proses perubahan dan perkembangan yang terjadi didalam masyarakat. Kurun waktu cukup panjang yang dilaluinya, yakni kurang lebih satu abab, membuktikan bahwa lembaga pendidikan madrasah telah mampu bertahan dan melakukan sumbangan peradaban dengan karakternya sendiri, yakni sebagai lembaga pendidkian untuk membina jiwa agama dan kahlaq mulia anak didik.
Karakter dasar itu pulalah yang membedakan madrasah dengan sekolah umum. Memnag harus diakui bahwa madrasah juga masih banyak kendala dan kekurangan yang perlu mendapat sentuhan-sentuhan brilian mulai dari sumber daya Manusia, tata kelola, political will pemerintah, dan masih adanya kecurigaan secara idiologis kepada madrasah dengan segala ajaran agama yang ada didalamnya. Tantangan ini harus menjadi setawar sedingin kepada semua praktisi, akademisi dan pemerhati madrasah sehinga ia mampu memainkan peran strategisnya, khususnya bagi umat muslim Indonesia.
Penutup : Semarak dan geliat Kompetisi sain madrasah yang diselenggarakan Kementerian Agama pusat dan Daerah ini patut diapresiasi oleh semua pihak terutama bagi madrasah negeri dan swasta untuk terus melakukan perbaikan diri dan berkompetisi secara sehat. Ajang kompetisi sains ini tidak saja sebagai aktualisasi diri khususnya bagi anak-anak peserta, tapi lebih dari itu bahwa ajang kompetisi sains ini harus dijadikan sebagai market besar untuk menggugah kembali image kebanyakan orang selama ini bahwa madrasah tidak bisa berbuat banyak. Dengan adanya kompetisi sains ini menunjukkan betapa madrasah telah menampilakan dirinya bisa memproduksi insan-insan yang cerdas dan sebagai lokomotif peradaban pada masa yang akan datang dengan segala potensi dan kelebihan religius yang menjadi tipikalnya.
Kini, saatnya kembali melahirkan anak-anak didik yang berdaya saiang dalam tatanan kehidupan sosial yang lahir dari rahim madrasah. Sejarah telah membuktikan dinegeri ini bahwa jebolan dan alumninya madrasah telah banyak melahirkan orang-orang besar bahakan sampai menjadi presiden, sebuah fakta yang tidak perlu diragukan lagi. Setiap orang tidak perlu minder masuk dan menjadi kelurga besar madarsah sebagaimana jaman dahulu semua orang bangga menjadi bagian dari madrasah itu sendiri. Selamat berkompetisi. ( Rmt/BJ)
MENUJU PERADABAN MADRASAH (Menyambut Semarak Kompetisi Sains 2012)
Oleh : Torang Rambe.
Pendahuluan : Bukan secara kebetulan bila Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara, Abd. Rahim, atau yang akrab disapa Pak Rahim, menyebut lembaga pendidikan madrasah dewasa ini sedang digandrungi masyarakat.
Sebuah pernyataan yang mungkin bagi sebagian orang terlalu bombastis atau hanya sekedar berpromosi, karena selama ini yang terkesan bila menyebut pendidikan Islam (baca : madrasah) adalah kumpulan anak-anak ngaji yang hanya pandai baca kitab suci, wiridan dan doa. Agakanya apa yang disebut Kakanwil tersebut bukanlah sebuah utopi belaka. Kini, pelan tapi pasti madrasah telah mengepakkan sayapnya keberbagai ranah prestasi ilmu-ilmu laduni (sains) dan ukhrawi (agama) sekaligus. Paling mutakhir adalah di selenggarakannya Kompetisi Sains madrasah mulai dari tingkat naional dan daerah tahun 2012. Sebagai bukti sohih dan sekaligus membungkam para pengeritik madrasah yang menyebut madrasah hanya berputat soal agama dan akhirat. Sungguh ironis memang.
Padahal madrasah telah melampaui batas ruang dan aspek kehidupan manusia secara nyata, dengan kata lain bahwa madrasah adalah sebuah lembaga pendidikan yang memadukan secara seimbang (equilibrium) antara ilmu-ilmu kehidupan dunia dan akhirat. Pencapaian madrasah dewasa ini kearah yang sangat menjajikan adalah tidak lain sebagai ujud misi penggabungan antara nilai-nilai pesantern dan sekolah, sehingga ia diakui sebagai lembaga peningkatan mutu pendidikan Indonesia. Kiranya tepat apa yang dikatakan Nakosteen, bahawa motif pendirian madarsah pada masa klasik Islam ialah untuk menggabungkan ilmu pengetahuan dan pendidikan umum (sekuler) sekaligus.
Peyelenggaran kompetisisi sains Kementerian Agama, khususnya di Kanwil Kemengasu adalah sebuah momentum penting untuk kembali membuka cakrawala semua stakeholder madarsah bahwa lembaga ini memiliki setingkat kelebihan dibanding sekolah manapun karena kombinasi yang sangat berilian antara ilmu-ilmu agama (li tafaqquh fiddin) dan ilmu-ilmu sain (matematika, kimia, fisika, ekonomi dan biologi). Sekali lagi, kompetisi sains Sumatera Utara ini sangat penting artinya untuk kembali mempertegas bahwa madrasah sejak jaman klasik samapai era globalisasi sekarang ini menjadi sekolah model bagi siapa saja yang ingin melanjutkan studinya mulai dari tingkat dasar sampai menengah.
Sains dan Aktualisasi Diri : Kompetisi sains bagi madarsah tentu memiliki makna tersendiri, betapa tidak karena madarsah kembali akan menguji kemapuan para anak didik binaannya. Bila dilihat secara faktual setidaknya ada beberapa alasan kenapa kompetisi sains bagi madrasah ini sangat dibutuhkan. Pertama, melalui berbagai event lomba atau kompetisi, generasi muda akan turut berperan dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Pada berbagai kesempatan kompetisi, peserta didik secara tidak langsung akan belajar bagaimana mengenal kemampuan diri dan menggunakannya. Bagaimana mengevaluasi dirinya terhadap kemampuan yang ia miliki dibandingkan orang lain, serta menggunakannya dengan maksimal agar mencapai target yang ia harapkan. Kedua, peserta didik belajar berkomunikasi, bersosialisasi, ketika menghadapi banyak orang di sekitarnya atau berhadapan dengan lawannya termasuk mengolah emosi ketika mendapat kemenangan bahkan kekalahan sekalipun. Ketiga, dalam kompetisi, peserta didik akan melatih kemampuan akademiknya, di samping strategi berpikir kritis, analitis, kreatif, dan inovatif dalam mencapai tujuan. Kemampuan memecahkan masalah, kemandirian, berani menerima tantangan, memotivasi diri dan manajemen diri akan tumbuh ketika sedang menghadapi kompetisi. Demikian juga rasa percaya diri, sikap positif pun akan tumbuh ketika peserta didik berhasil meraih target dan menjadi pemenang dalam kompetisi tersebut. Keempat, dengan memberi kesempatan dan fasilitas yang memadai termasuk mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti berbagai kompetisi di berbagai bidang lomba, secara tidak langsung guru turut berpartisipasi dalam membekali peserta didik dengan pendidikan kecakapan hidup. Kompetisi meningkatkan kemandirian karena peserta didik dilatih agar mempunyai karakter independen dan keberanian serta menumbuhkan kecakapan hidup. Bangsa yang mampu bertahan, berperan, dan bersaing di era global saat ini adalah bangsa yang memiliki keunggulan kompetitif. Oleh karenanya dunia pendidikan memiliki kontribusi besar bagaimana menghasilkan lulusan yang berdaya saing global sebagaimana tuntutan skenario globalisasi.Kelima, Kompetisi ini juga sebagai pembuktian bahwa kinerja guru dalam meningkatkan keprofesionalannya adalah membimbing peserta didik hingga mencapai prestasi. Pembimbingan peserta didik merupakan salah satu bagian dari prestasi akademik yaitu komponen dalam sertifikasi guru dalam jabatan. Guru yang professional adalah guru yang menguasai baik kompetensi profesionalisme akademik, kompetensi pedagogi, sosial, dan kepribadian. Penguasaan keempat kompetensi tersebut turut membantu guru dalam membimbing peserta didik hingga mencapai prestasi di ajang kompetisi sains nasional ini, tentunya dengan didasari dedikasi guru dalam memberi waktu dan bekerja dengan hati.Keenam, dalam menghadapi era globalisasi, mempersiapkan peserta didik agar mempunyai kompetensi yang dapat dijadikan daya saing di ajang kompetisi baik dalam negeri ataupun luar negeri merupakan tantangan bagi guru. Dimulai dari prestasi yang dicapai di sekolah, di kabupaten/kota, propinsi, dan akhirnya go nasional bahkan go internasional bukan hal yang mustahil. Dukungan guru dibutuhkan untuk memfasilitasi peserta didik terlibat dalam kancah kompetisi sains anak bangsa. Ketujuh, sebagai bukti kongkrit dengan kompetisi sains ini akan membuka pradigma baru khalayak ramai bahwa segala sesuatu yang ada disekolah umum dapat dilakukan oleh anak-anak didik madrasah, tapi tidak untuk sebaliknya.
Peradaban Madrasah : Tidak berlebihan kedepan negeri ini banyak berharap kepada pundak madrasah untuk menggiring ibu petiwi kearah yang lebih baik terutama dalam menyahuti Indonesia 2025 dan 2045 dimana diharapakan Indonesia menjadi negeri penentu nomor delapan dan empat negara berpengaruh didunia sebagaiamana yang direncanakan oleh Bapennas. Pertanyaannya kemudian adalah mampukah madrasah mewujudkan peradaban itu dalam rentang waktu yang tidak terlalu lama lagi ?. Tentu jawabanya adalah sangat sederhana bahwa madrasah akan bekerja keras untuk mewujudkan hal tersebut. Sejarah telah membuktikan bahwa madrasah pertama kali didirikan oleh Dinasti Samaniyah (204-395H819-1005M) di Naisabur kota yang kemudian dikenal sebagai daerah kelahiran madarsah. Daerah Naisapur mencakup sebagain Iran, sebagaian Afganistan dan Bekas Uni Sovyet antara laut Kaspia dan Laut Aral.
Dengan inisiatif yang datang dari penguasa saat itu maka madrasah tidak kesulitan menyerap hampir segenap unsur dan fasilitas modern, seperti bangunan yang parmanen, kurikulum yang tertata rapi, pergantian jenjang pendidikan, dan tentu saja anggaran atau dana yang dikucurkan oleh pemerintah. Bila diperhatikan masa jaya madrasah secara historis tadi sangat bertepatan dengan keadaan sekarang dengan adanya pasilitas modern yang mudah diakses dan masuk keranah madrasah, dana APBN yang mencapai 20%, kurikulum yang terus berkembang dan sudah tertata sedemikian rupa. Jenjang pendidikan mulai dari Raudhatul Atfal lalu kemudian masuk tingkat dasar sampai kepada menengah hingga kemudian ke universitas yang kini sudah lahir Universitas Islam Negeri khususnya.
Yang tidak kalah dahsatnya dari madrasah sebagai harapan peradaban kedepan adalah menonjolnya nilai-nilai religiusistas masyarakatnya bila dibandingkan dengan sekolah merupakan lembaga pendidikian umum dengan pelajaran universal dan terpengaruh iklim pencerahan Barat. Dengan kata lain madrasah menerapakan secara ketat antara aspek kognitif, apektif dan psikomotorik. Meminjam istilah pendidikan karaktek yang berbasis kepada kekuatan IQ, SQ, EQ atau yang dikenal dengan beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa, jujur, cerdas, tangguh dan peduli.
Singakatnya, madarsah sebagai lembaga pendidkan Islam yang berada dibawah sistem pendidikan nasional dan berada dibawah pembinaan Kementerian Agama telah tumbuh dan berkembang sangat pesat sehingga ia merupakan bagian dari budaya Indonesai, karena ia tumbuh dan berproses bersama dengan seluruh proses perubahan dan perkembangan yang terjadi didalam masyarakat. Kurun waktu cukup panjang yang dilaluinya, yakni kurang lebih satu abab, membuktikan bahwa lembaga pendidikan madrasah telah mampu bertahan dan melakukan sumbangan peradaban dengan karakternya sendiri, yakni sebagai lembaga pendidkian untuk membina jiwa agama dan kahlaq mulia anak didik.
Karakter dasar itu pulalah yang membedakan madrasah dengan sekolah umum. Memnag harus diakui bahwa madrasah juga masih banyak kendala dan kekurangan yang perlu mendapat sentuhan-sentuhan brilian mulai dari sumber daya Manusia, tata kelola, political will pemerintah, dan masih adanya kecurigaan secara idiologis kepada madrasah dengan segala ajaran agama yang ada didalamnya. Tantangan ini harus menjadi setawar sedingin kepada semua praktisi, akademisi dan pemerhati madrasah sehinga ia mampu memainkan peran strategisnya, khususnya bagi umat muslim Indonesia.
Penutup : Semarak dan geliat Kompetisi sain madrasah yang diselenggarakan Kementerian Agama pusat dan Daerah ini patut diapresiasi oleh semua pihak terutama bagi madrasah negeri dan swasta untuk terus melakukan perbaikan diri dan berkompetisi secara sehat. Ajang kompetisi sains ini tidak saja sebagai aktualisasi diri khususnya bagi anak-anak peserta, tapi lebih dari itu bahwa ajang kompetisi sains ini harus dijadikan sebagai market besar untuk menggugah kembali image kebanyakan orang selama ini bahwa madrasah tidak bisa berbuat banyak. Dengan adanya kompetisi sains ini menunjukkan betapa madrasah telah menampilakan dirinya bisa memproduksi insan-insan yang cerdas dan sebagai lokomotif peradaban pada masa yang akan datang dengan segala potensi dan kelebihan religius yang menjadi tipikalnya.
Kini, saatnya kembali melahirkan anak-anak didik yang berdaya saiang dalam tatanan kehidupan sosial yang lahir dari rahim madrasah. Sejarah telah membuktikan dinegeri ini bahwa jebolan dan alumninya madrasah telah banyak melahirkan orang-orang besar bahakan sampai menjadi presiden, sebuah fakta yang tidak perlu diragukan lagi. Setiap orang tidak perlu minder masuk dan menjadi kelurga besar madarsah sebagaimana jaman dahulu semua orang bangga menjadi bagian dari madrasah itu sendiri. Selamat berkompetisi. ( Rmt/BJ)
Tidak ada komentar: