You are here: Home »

Gunakan BBM Solar Subsidi, Negara Rugi Rp. 3 Miliar/Bulan.
 
Medan I GLOOBAL BERITA - PTPN-II Kwala Madu dan Sungai Semayang gunakan Bahan Bakar Minyak (BBM) solar subsidi. Akibatnya dalam satu bulan negara dirugikan sekitar Rp. 3 Miliar lebih. Senin (22/04/2013).
          
Modus pelanggaran Permen ESDM Nomor : 01 Tahun 2013 Tentang Pengendalian Penggunaan Bahan Bakar Minyak itu berawal dari transportasi PTPN-II yang mengangkut hasil perkebunan tebu. Seperti pabrik tebu PTPN-II di Kuwala Madu, setiap harinya perusahaan di bawah naungan BUMN tersebut menggunakan BBM solar subsidi 380 ton/hari.
           
Pabrik tebu itu baru dapat dioperasikan jika hasil perkebunan tebu menutupi 3800 ton tebu, sementara kapasitas truk angkutan tebu berkisar 10 ton/truk, sehingga untuk mengangkut 3800 ton tebu diperlukan 380 trip, yang mana tiap trip angkutan memerlukan 30 liter Bahan Bakar solar. Truk angkutan hasil perkebunan tebu PTPN-II itu mengisi BBM solar subsidi di tiap SPBU di sekitar Binjai dan Tandem Hilir. Hal yang sama juga terjadi di PTPN-II Sungai Semayang, dari kegiatan transportasi angkutan hasil perkebunan tebu kedua pabrik tebu PTPN-II tersebut merugikan negara sekitar Rp. 3 Miliar lebih/bulan.
           
Menanggapi masalah itu, ketua umum DPP LSM Berasatu Anak Negeri Indonesia (LSM Berani) Abd. Rahman desak Menteri Negara BUMN Dahlan Iskan untuk segera mencopot Dirut PTPN-II Bhatara Moeda Nasution.
          
“Dirut PTPN-II Tanjung Morawa harus bertanggung jawab dengan apa yang terjadi dijajaran PTPN-II. Pelanggaran Permen ESDM Nomor 01 Tahun 2013 yang terjadi pada truk angkutan PTPN-II itu suatu bentuk kelemahan dan kelalaian Dirut, sehingga puluhan truk angkutan perkebunan tebu PTPN-II menggunakan BBM solar subsidi yang didapatinya di sejumlah SPBU. Tegasnya, Dirut PTPN-II Tanjung Morawa itu gagal sehingga merugikan negara, sangat wajar jika jabatan jadi taruhannya”. Kara Rahman.
           
Dalam waktu dekat lanjut Rahman, DPP LSM Berani segera melaporkan kegagalan Dirut PTPN-II itu kepada Meneg BUMN dan DPR-RI, serta mendesak agar Dirut PTPN-II Tanjung Morawa segera diganti. Tegas Rahman.
           
Dirut PTPN-II Tanjung Morawa Bhatara Moeda Nasution melalui Humasnya Rahmuddin di ruang kerjanya, Senin (22/04/2013) mengaku tidak tau dengan adanya Permen ESDM Nomor 01 Tahun 2013. “Saya tidak tau Peraturan Menteri ESDM itu”. Kata Rahmuddin melindungi atasannya. (red).

LIMA PULUH | GLOOBAL BERITA- M.isa Nelayan Tradisonal Asal Tanjung Tiram datangi Bupati Batu Bara H OK Arya Zulkarnain SH MM minta Pukat grandong (pukat tarik dua kapal) di hapuskan dari perairan Batubara Senin (08-04-2013).


Kedatangan Nelayan Asal Tanjung Tiram di kediaman rumah Dinas Bupati Batubara Senin malam Pukul 20.00 Wib di Perumahan  Tanah Itam Ulu Limapuluh Kabupaten Batubara Sumatera Utara yang di dampingi Indrawan,SH Ketua KANTI (Komunikasi Antar Nelayan Tradisonal Indonesia) dan Sekjen Forum Komunikasi Wartawan Indonesia (Forkomwari) Abu Hasan Asyari di sambut baik Bupati Batu Bara H OK Arya Zulkarnain SH MM.



Dalam pertemuan itu M.isa salah satu masyarakat nelayan asal tanjung tiram  menyampaikan terimakasihnya kepada Bupati karena beberapa hari ini pukat tarik dua kapal (pukat grandong) sudah tidak beroperasi di perairan batubara, Selama tidak beroperasinya pukat grandong penghasilan nelayan mulai membaik.Namun nelayan masih ragu apakah pukat grandong sewaktu - waktu akan kembali melaut di Batubara."Atas nama masyarakat nelayan tradisonal kami minta pemerintah Batubara menerapkan Peraturan Menteri Nomor 02 tahun 2011 tentang larangan operasional kapal pukat, yang ditarik dengan dua kapal di wilayah perairan perikanan Batubara"Ungkap Isa



Ketua KANTI (Komunikasi Antar Nelayan Tradisonal Indonesia) Indrawan, SH mengatakan Petugas -Petugas keaman laut hendaknya menjalankan tugasnya dengan tanggung jawab. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No PER.02/MEN/2011 tentang  larangan operasional kapal pukat, yang ditarik dengan dua kapal jelas ada namun petugas keaman laut sepertinya masih bekerja setengah hati sehingga masyarakat nelayan tradisonal marah dan terjadi pertikaian dan pembakaran."Kita minta Petugas keamana Laut menjalankan Permen No PER.02/MEN/2011 dengan baik dan jangan ada tawar menawar untuk kepentingan satu kelompok".Ujar Indrawan.



Hal yang sama juga di katakan abu hasan, Sekjen FORKOMWARI ini minta Pemerintah khusnya aparat keamanan laut supaya menjalankan Permen No PER.02/MEN/2011.menurutnya jika keaman laut menjalankan permen tersebut dengan benar niscaya tidak akan ada konplik di laut.



Sementara itu  Bupati Batu Bara H OK Arya Zulkarnain SH MM berjanji akan selalu melindungi nelayan tradisional Batubara sampai kapan pun. Oka Arya juga berharap semua pihak menegakkan aturan yang berlaku di laut dan jangan sampai nelayan tradisional Batubara terganggu oleh para pemilik kapal nelayan modern. 



Kabupaten Batubara ini adalah hasil perjuangan oleh karenanya harus kita bangun bersama.Penduduk Batubara  lebih kurang 498.468 jiwa dengan luas wilayah 922,20 km serta 7 kecamatan  penduduknya Batubara 20%  merupakan nelayan.



Seperti mana kita ketahui OK Arya Zulkarnaen, merupakan Bupati terpilih terpilihmelalaui jalur independen dan  sangat dekat dengan kalangan  nelayan. Kedekat Oka ini membuat Ok akan memperjuangkan hak - hak nelayan,Kedepan OK juga akan membuat pemukiman nelayan serta akan memajukan penghidupan  ekonomi nelayan.

OK Arya Zulkarnaen, mengimbau DPRD setempat segera menggelar sidang untuk membahas pembentukan perda tentang pembagian zona tangkap di laut agar jangan kembali terjadi bentrok antar nelayan.


Bupati Batubara ini menegaskan, apabila sudah ada perda tentang zona tangkap ikan di laut maka pihaknya akan bisa bertindak sesuai peraturan terhadap nelayan yang dinilai melakukan pelanggaran di laut.

"Saya akan tetap melindungi nelayan tradisional Batubara sampai kapan pun. Jangan sampai bantuan jaring yang saya berikan menjadi sia-sia akibat kapal pukat tarik dua (pukat grandong)  yang mencari ikan di sekitar pantai sehingga mengganggu nelayan tradisonal," Jelasnya. (Redaksi)





BATU BARA  | GLOOBAL BERITA -  Ratusan Nelayan Tradisional  Kabupaten Batubara kembali bakar  pukat tarik dua kapal alias pukat grandong atau pukat setan di sekitar Lampu Pusing di Perairan Batubara Sabtu (20/4/2013).
Seperti  di ketahui pukat yang ditarik dua kapal atau pukat grandong telah di larang sesuai Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No.PER.02/MEN/2011 Namun Anehnya pukat grandong ini tetap beroperasi di Perairan Batubara ini penyebab amarah  nelayan tradisional selain itu alat tangkap pukat grandong menguras segala jenis ikan yang ada di laut dan parahnya lagi pukat grandong memasuki kawasan daerah tangkapan nelayan kecil, Sehingga nelayan tradisional kesulitan mendapatkan ikan.
Pantauan dilapangan sepekan belakangan pukat grandong di batubara sudah tidak melaut karena di rajia dan di tangkap oleh petugas namun beberapa hari kemudian pukat grandong terlihat mulai melaut secara diam - diam karena aktipitasnya terpantau berangkat pada malam hari dan pulangnya di waktu subuh, Dua hari belakangan ini aktipitas pukat grandong terlihat mulai mengganas, ini membuat nelayan tradisonal marah sehingga bila terlihat pukat tarik dua atau pukat grandong di perairan batubara nelayan tradisional sepontan akan merajia dan mengusir seperti yang terjadi pada hari sabtu (20/04/2013).Dua kapal pukat grandong kedapatan sedang mencari ikan di perairan batubara di kejar nelayan tradisional dan akhirnya satu kapal di bakar massa dan satu kapal lagi tenggelam.
Ketua Komunikasi Antar Nelayan Tradisional Indonesia (KANTI) Kabupaten Batubara M.isa Kepada Media Online www.globalsumut.com Minta Aparat Keaman Laut Mengawal dan Menjalankan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No.PER.02/MEN/2011 Tentang larangan Operasional kapal pukat yang ditarik dengan dua kapal diwilayah perairan Batubara, Menurut Ketua KANTI ini jika semua keaman laut mengawal dan menjalankan permen No.PER.02/MEN/2011 tersebut dengan baik pihaknya yakin tidak ada konfik di perairan Batubara.
Lebih lanjut di katakan M.isa “Kalau pukat ditarik dua kapal atau pukat grandong dibiarkan dan tidak ada tindakan dari petugas keamanan laut ini sangat  mengganggu kehidupan nelayan tradisional dan itu akan  membuat nasib nelayan Batubara semakin menderita karena sulit mendapatkan ikan di laut,”Jelasnya.
  
M.isa, Tidak ingin pembakaran Kapal pukat tarik dua atau pukat grandong yang di lakukan nelayan terjadi kembali di Batubara  “untuk itu pihaknya minta semua keamana laut mengawal dan menjalankan permen No.PER.02/MEN/2011 dengan sebaik - baiknya dan Pihaknya minta petugas memeriksa setiap kapal - kapal ikan yang hendak melaut dengan begitu di harapkan tidak ada pukat tarik dua yang melaut,”Tambahnya.
(Kholilu Rahman / Reporter Batu Bara)


BELAWAN | GLOOBAL BERITA - Akibat pencemaran limbah industri maupun limbah masyarakat serta operasional alat tangkap tak ramah lingkungan menyebabkan sebanyak 18 jenis ikan yang dikenal di Medan saat ini sudah langka, DPC HNSI Kota Medan mencatat diantaranya jenis ikan senohong, gerapuh malas, ikan lundu, ikan lontok, gabus pasir, bedukang, duri kuning, duri putih, ikan tomok, ikan ketang, ikan bulan, kerang piso lipat, ikan tanda-tanda, kepah, udang pinggir, ikan kapas-kapas, ikan selangat dan lokan.
Hal itu disampaikan Zulfachri Siagian selaku Ketua DPC HNSI Kota Medan di sekretariatnya Jalan Pelabuhan No 06 Belawan, Sabtu (16/02/2013).Dikatakannya lagi, selain 18 jenis ikan bahkan ada 14 alat tangkap perikanan yang biasanya digunakan masyarakat nelayan saat ini turut langka.Ke 14 alat tangkap yang sudah punah tersebut, jaring belat, jaring apollo, jaring udang taiwan, pukat senja, pukat tuamang, jaring udang selapis, jaring bawal, pukat ambai, jermal, bubu ikan pinggir, jaring kepiting pinggir, rawe pinggir, jaring ikan pinggir, sondong tangan.

Kenapa nelayan masih miskin maupun usaha perikanan selalu tertinggal dengan /usaha ekonomi lainnya? Zulfachri menilai karena nelayan selalu puas dengan apa yang didapat hari ini, pendidikan yang rendah baik formal maupun non formal, terlambat menerima informasi maupun tehnologi, tidak terjaganya sumber daya secara berkesinambungan, peran Pemerintah yang terlalu lama untuk mengatasi masalah yang muncul terhadap nelayan.Paparnya.(Abu/Gus/Blw).

BELAWAN| GLOOBAL BERITA -Wow, ternyata harga ikan di pasaran negara tetangga Diraja malaysia lebih mahal dibandingkan harga ikan yang beredar di pasaran di daerah Indonesia, sehingga wajar saja nelayan yang ada di Malaysia jauh lebih sejahtera ketimbang di Indonesia, bayangkan saja harga ikan Rp 50 ribu untuk jenis bawal ternyata di Malaysia harganya capai Rp 150 ribu atau setara dengan 50 ringgit Malaysia, begitu juga ikan kakap di Indonesia Rp 35 /Kg di malaysia capai Rp 30 ringgit setara Rp 90 ribu.

Hal itu terungkap tatkala adanya kegiatan kunjungan study banding dilaksanakan lembaga kemajuan ikan Malaysia negeri selangor,(di indonesia disebut seperti Distanla Medan), bersama PNKM atau Persatuan
Nelayan Kebangsaan Malaysia (di indonesia semacam HNSI).Rombongon tiba di Indonesia langsung disambut ketua HNSI Kota medan Zulfachri Siagian bersama petugas Distanla Medan Kukuh PS, ada sekitar 80 orang Malaysia ke Indonesia selanjutnya menuju ke Pelabuhan Perikanan samudera Belawan (PPSB).

Menurut Zulfachri Siagian, Jumat (08/02/2013) di sekretariatnya Jalan Pelabuhan No 6 menceritakan, setibanya para rombongan tamu dari Malaysia di PPSB, diadakan dialog dengan para nelayan juga jajaran
pengurus DPC HNSI Kota Medan, dalam dialog tersebut disampaikan masing-masing manfaat yang dirasakan para nelayan.PNKM menyampaikan kalau di Malaysia nelayan dapat bantuan dari kerjaan lebih banyak khususnya bagi pribumi.

Jadi setiap nelayan memiliki kartu nelayan dan himpunan diberikan uang 200 ringgit setara dengan Rp600 ribu, bbm solar untuk operasional dibeli dengan harga 1 ringgit 25 sen atau Rp3750/liter.

Jika kapal ikan tersebut tak bisa kelaut dengan alasan ombak dan rusak biaya ini tak bisa dikembalikan.Ketika rombongan melihat pembongkaran ikan TPI PPSB mereka menanyakan harga ikan jenis kakap dijual sebesar Rp 25 ribu/Kg , bawal Rp 50 ribu/Kg. mereka sangat terkejut, karena di
malaysia jenis ikan kakap (pekjo) dihargai Rp 30 ringgit atau Rp 90 ribu sementara bawal seharga 50 ringgit atau Rp 150 ribu.(A.salim)



BELAWAN| GLOOBAL BERITA - Pantai yang bersih, nyaman dan enak dipandang menjadi idaman setiap orang, bukan tak mungkin suasana pantai yang bersih menjadi Icon bagi parawisata di Sumut khususnya kota Medan, akantetapi menjadi tantangan yang besar adalah kita harus berkerja keras serta membangkitkan kesadaran dari masyarakat akan pentingnya turut menjaga kebersihan pesisir pantai.

Lihat saja saat ini hampir tiap jengkal pesisir hutan bakau dan pantai di Pelabuhan Belawan dipenuhi sampah-sampah organik maupun sampah plastik sehingga dikhawatirkan sampah tersebut mempengaruhi
perkembangbiakan anak ikan, udang dan kepiting. Bahkan kita sangat menyayangkan sudah banyak beberapa jenis ikan yang langka kemungkinan akibat pencemaran laut.

Dari itulah di tahun ini, HNSI kota Medan berkerjasama dengan Pemerintah kota akan mengelar kegiatan gerakanan pembersihan pantai dan sungai bersama sejumlah elemen masyarakat."Kita rencanakan
kegiatan itu nantinya bersamaan dengan Ulang tahun HNSI ke 40 pada bulan April 2013 ini dan kita akan kordinasi  dengan Pemko Medan nantinya agar kegiatan ini berkelanjutan serta tak sekedar seremonial
belaka dengan tujuan kebersihan pantai tersebut tetap terjaga,"jelas Zulfachri saat dihubungi wartawan, Senin (11/02/2013) Via HP jelang acara tersebut.(Abu/Salim / Blw)


SECANGGANG | GLOOBAL BERITA - Rasa syukur merupakan perwujudan terima kasih manusia atas anugerah dan rezeki yang telah di berikan oleh Tuhan yang Maha Kuasa, dan hal ini tidak cukup hanya diucapkan saja secara lisan akan tetapi harus di tandai dengan tekad yang kuat untuk bekerja lebih baik guna capaian hasil yang lebih maksimal lagi pada masa – masa yang akan datang, sejalan dengan hal tersebut masyarakat Desa Selotong Kec. Secanggang menggelar acara Syukuran Panen yang dilaksanakan sebagai wujud syukur masyarakat setempat atas keberhasilan panen padi musim ini. Dan keberhasilan ini dinilai sebagai bentuk kesuksesan kerja sama para petani dengan penyuluh pertanian yang merupakan perwakilan Pemerintah di dalam menerapkan pola tanam dan tertib tanam serta kebijakan pemberian bantuan bibit dan pupuk bersubsidi kepada petani. Hal ini disampaikan Oleh Plt.Gubsu H. Gatot Pujo Nugroho, ST dalam acara Jamu Sawah dan Syukuran Panen masyarakat Desa Selotong Kec. Secanggang Kab. Langkat pada Sabtu (10/11).

Dalam kesempatan tersebut Gatot atas nama Pemerintah Provinsi Sumatera Utara juga mengucapkan terima kasih atas usaha dan kerja keras para petani dan Pemerintah kab. Langkat, karena capaian surplus beras yang di peroleh Sumatera Utara selama ini merupakan kontribusi poduksi beras dari Kab. Langkat yang tercatat sebagai salah satu lumbung beras bagi daerah Sumatera Utara, dan berharap capaian ini dapat di pertahankan atau bahkan dapat ditingkatkan di tahun mendatang.
Sebelumnya dalam acara yang sama Bupati Langkat H. Ngogesa Sitepu,SH mengingatkan kepada petani bahwa hasil panen melimpah yang mereka peroleh bukanlah karena kemampuan dan kecakapan manusia semata, akan tetapi harus diingat bahwa ada hal yang utama, yaitu andil dan campur tangan Allah SWT. Tuhan yang Maha Esa, untuk itu kita sebagai manusia sudah sewajarnya berterima kasih dengan memperbanyak syukur atas nikmat dan rezeki yang telah diberikanNya.”Panen petani berhasil  makanya mereka membuat  acara syukuran, yakinlah dengan mensyukuri nikmat Allah, panen yang akan datang pasti lebih baik ”ujar Ngogesa.
Di kesempatan itu juga Ngogesa menyampaikan bahwa menjelang dilaksanakannya pesta demokrasi PILGUBSU periode 2013 – 2018 yang tidak lama lagi akan di gelar, tidak menjadikan masyarakat Langkat menjadi terkotak – kotak, karena perbedaan dalam pilihan adalah sebuah keniscayaan yang tidak perlu dipertentangkan, karna hal ini sebagai bentuk ruang bagi berjalannya proses demokrasi. Jangan gadaikan nilai persatuan dan kesatuan, hindari intrik atau upaya yang menjurus kepada pertikaian yang dapat merugikan semua pihak  sebagaimana terjadi di sejumlah daerah, dan hal ini kita jadikan sebagai cermin pelajaran dalam perjalanan hidup dan bermasyarakat.
Dalam acara yang digelar cukup meriah dan mendapat antusias yang luar biasa dari masyarakat Desa Selotong tersebut, turut juga di hadiri oleh Wakil Bupati Langkat Budiono, SE , Staf Ahli Gubsu Bidang Pemberdayaan masyarakat Drs. H. Zulkifli Taufik, SH , Kadis Pertanian Provsu Ir. Moh Roem M.si, Kadis Kelautan dan Perikanan Provsu Zulkarnain, SH, Anggota DPRD Langkat Khirul Anwar, ST, Asisten II Administrasi Ekbangsos Setda Kab. Langkat dr. H. Indra Salahuddin, M.Kes, MM dan beberapa Pimpinan SKPD Langkat serta Muspika Kec. Secanggang. Acara kemudian diakhiri dengan pemberian bantuan benih padi dan alat pertanian yang diserahakan secara simbolis oleh Plt. Gubernur Sumut, Bupati Langkat, dan Wakil Bupati kepada perwakilan petani Desa Selotong.(Agung /Langkat)