Belawan | Gloobal- Mata pencarian nelayan kecil saat ini kian terjepit, menyusul kian maraknya operasional kapal pukat gandeng dua atau pukat kantong yang ditarik dengan dua kapal di zona tangkapan nelayan tradisional, dari itulah kalangan nelayan kecil tergabung dalam HNSI Kota Medan mendesak sejumlah aparat kemanan laut baik TNI AL, Ditpolairdasu, Kamla maupun Dinas Perikanan untuk segera menertibkan kapal gandeng dua yang meresahkan tersebut.
Desakan itu disampaikan Ketua HNSI Kota Medan ulfachri Siagian melalui Wakil Ketua HNSI Medan Alfian MY melalui sejumlah wartawan, Senin (21/05/2012) di TPI Nelayan Indah Kecamatan Medan Labuhan, dikatakannya, akibat tak berjalannya peraturan tentang jalur-jalur penangkapan ikan sesuai SK Mentan 392 tahun 1999 mengakibatkan kian maraknya aksi penangkapan ikan mengunakan kapal gandeng dua yang membunuh kesempatan nelayan kecil untuk mendapatkan ikan serta kian rusaknya habitat laut, apalagi kapal-kapal pukat kantong tarik dua tersebut sudah berani merambah ke zona tangkap nelayan kecil.
Banyak jaring-jaring nelayan baik nelayan dari Belawan maupun nelayan asal Pantai Cermin saat ini resah mengakibatkan sejumlah jaring rusak bahkan hilang. HNSI Kota Medan merasa prihatin atas keresahan sejumlah nelayan kecil yang ada di Belawan maupun daerah lainnya akibat maraknya aksi kapal pukat
gandeng dua yang diduga izinnya malah dikeluarkan Dinas perikanan berupa pukat kantong padahal prakteknya lebih ganas dari pukat harimau yang tak terjamah hukum, pantasan saja laut kita di Selat Malaka kian hancur, kata Alfian.(Abu/guslim)
Desakan itu disampaikan Ketua HNSI Kota Medan ulfachri Siagian melalui Wakil Ketua HNSI Medan Alfian MY melalui sejumlah wartawan, Senin (21/05/2012) di TPI Nelayan Indah Kecamatan Medan Labuhan, dikatakannya, akibat tak berjalannya peraturan tentang jalur-jalur penangkapan ikan sesuai SK Mentan 392 tahun 1999 mengakibatkan kian maraknya aksi penangkapan ikan mengunakan kapal gandeng dua yang membunuh kesempatan nelayan kecil untuk mendapatkan ikan serta kian rusaknya habitat laut, apalagi kapal-kapal pukat kantong tarik dua tersebut sudah berani merambah ke zona tangkap nelayan kecil.
Banyak jaring-jaring nelayan baik nelayan dari Belawan maupun nelayan asal Pantai Cermin saat ini resah mengakibatkan sejumlah jaring rusak bahkan hilang. HNSI Kota Medan merasa prihatin atas keresahan sejumlah nelayan kecil yang ada di Belawan maupun daerah lainnya akibat maraknya aksi kapal pukat
gandeng dua yang diduga izinnya malah dikeluarkan Dinas perikanan berupa pukat kantong padahal prakteknya lebih ganas dari pukat harimau yang tak terjamah hukum, pantasan saja laut kita di Selat Malaka kian hancur, kata Alfian.(Abu/guslim)
Tidak ada komentar: