Belawan,Gloobal Berita.com- Di saat perayaan hari nyepi atau tahun baru Saka 1934 ini, puluhan pekerja bongkar muat kontener di Pelabuhan terminal Peti Kemas (BICT) justru menyepi di rumah sakit, pasalnya sekitar 50 pekerja tergabung di Korkarpel, karyawan BICT maupun pekerja pelayaran PT Tanto hingga Jumat sore (23/03/2012) masih tampak terbaring di RS Pelabuhan Medan (PHC) akibat mengalami keracunan makanan.
Keterangan yang dihimpun Gloobal Berita di RS Pelabuhan Medan dari para korban keracunan menyebutkan, mereka mengalami keracunan sejak Kamis malam dinihari atau sekira pukul 22.00 WIB, saat itu menu makan malam yang berasal dari kantin BICT tersebut membuat kepala pekerja pusing 7 keliling serta rasa mual bukan kepalang, sampai-sampai ada operator kren kontener yang tak sanggup lagi bekerja.
Keseluruhan korban langsung dibawa ke 3 rumah sakit, yang terbanyak berada di RS pelabuhan Medan (PHC) sebanyak 39 orang mendapatkan perawatan intensif dengan tangan diinfus, sedangkan korban lainnya dianggap cukup parah kondisinya dilarikan ke RS Ameta Sejahtera dan RS martha Friska Medan.
"Kami mulai rasakan mual dan pusing usai makan malam itu bang, dunia ini rasanya entah kayak mana, selanjutnya aku diboyong ke rumah sakit ini, bahkan ada operator kren yang sempat pingsan akibat keracunan sehingga saat dipanggil-pangil dia ngak menyahut namun setelah dicek ternyata udah keracunan," kata Johannes (25) selaku pekerja berjabatan operator Trans Trainner (TT) yang masih dirawat di RS Pelabuhan Medan tersebut.
Hal sama juga dibenarkan Nurdin (48) selaku pekerja di BICT tergabung di Koperasi karyawan Pelabuhan (Korkarpel) menduga dirinya keracunan akibat makan nasi pada makan malam di kantin, beberapa jam kemudian mendadak kepala dan perutku mual dek, kulihat orang lainnya juga begitu hingga kami tadi malam sempat ramai di rumah sakit ini, tapi saat ini sudah banyak yang sembuh termasuk saya ini udah diperbolehkan pulang, ungkapnya.
Terpisah, Suratman selaku Humas BICT (Belawan Internasional Terminal Contener) saat dihubungi Via telepon selulernya berulangkali tak aktif padahal kejadian tersebut patut dijelaskan pada publik sehingga tidak ada kesimpangsiuran informasi mengenai jumlah korban.(guslim)
Tidak ada komentar: