Belawan,Gloobal Berita.com
- Kalangan nelayan pencari ikan di laut kembali dihadapkan dengan
keresahan aksi pemotongan rumpon yang dilakukan sejumlah kapal asing
berkedok kepentingan penelitian ekploitasi BBM di tengah laut, akibatnya
nelayan menderita kerugian yang besar hingga mengadukan masalahnya ke
pihak HNSI Medan.
Ketua HNSI Kota Medan Zulfachri Siagian melalui Gloobal berita, Senin (26/03/2012) membenarkan adanya laporan pengaduan dari kalangan nelayan tersebut. Menurut Zulfachri, pihak HNSI Medan merasa kecewa atas dipotongnya rumpon atau Tuasan milik sejumlah nelayan Kota
Medan oleh perusahaan tak dikenal, hal ini terjadi sejak Rabu (21/03) oleh KM Mitra Anugrah 10 untuk kepentingan perusahan asing.
Dari laporan nelayan yang menjadi korban menyebutkan, rumpon milik mereka begitu saja dipotong tanpa ada ganti kerugian, padahal kala itu nelayan sedang mencari ikan di sekitar rumpon, ironisnya nelayan malah diusir dari sekitar rumpon.
Dalam hal ini, HNSI Medan akan menempuh segala upaya termasuk meminta penjelasan pada pihak BP Migas untuk menghentikan kegiatan penelitian yang merugikan nelayan tersebut serta mendesak Dinas Pertambangan ESDM dan Lingkungan hidup agar lebih peka terhadap masalah ini.Karena masalah ini sudah sangat meresahkan para nelayan, seharusnya Pemerintah membuat sebanyak mungkin rumpon (rumah ikan) bukan sebaliknya malah mengizinkan pihak lain melakukan pemotongan rumpon tersebut. Begitu kata Ketua HNSI Medan. (salim)
Ketua HNSI Kota Medan Zulfachri Siagian melalui Gloobal berita, Senin (26/03/2012) membenarkan adanya laporan pengaduan dari kalangan nelayan tersebut. Menurut Zulfachri, pihak HNSI Medan merasa kecewa atas dipotongnya rumpon atau Tuasan milik sejumlah nelayan Kota
Medan oleh perusahaan tak dikenal, hal ini terjadi sejak Rabu (21/03) oleh KM Mitra Anugrah 10 untuk kepentingan perusahan asing.
Dari laporan nelayan yang menjadi korban menyebutkan, rumpon milik mereka begitu saja dipotong tanpa ada ganti kerugian, padahal kala itu nelayan sedang mencari ikan di sekitar rumpon, ironisnya nelayan malah diusir dari sekitar rumpon.
Dalam hal ini, HNSI Medan akan menempuh segala upaya termasuk meminta penjelasan pada pihak BP Migas untuk menghentikan kegiatan penelitian yang merugikan nelayan tersebut serta mendesak Dinas Pertambangan ESDM dan Lingkungan hidup agar lebih peka terhadap masalah ini.Karena masalah ini sudah sangat meresahkan para nelayan, seharusnya Pemerintah membuat sebanyak mungkin rumpon (rumah ikan) bukan sebaliknya malah mengizinkan pihak lain melakukan pemotongan rumpon tersebut. Begitu kata Ketua HNSI Medan. (salim)
Tidak ada komentar: