Belawan | Gloobalberita - Massa dari Front Pembela Islam (FPI) Belawan dalam aksinya sempat menuding polisi lalai dalam kasus tewasnya Suriadi alias Bede (23) apalagi korban merupakan seorang anak dari pengurus FPI Belawan.Selasa siang (11/06/2012).
"Bila polisi cepat mengantisipasi saat kejadian itu, maka tak akan sampai terjadi korban jiwa", kata massa yang kebanyakan berpakaian putih dan berjilbab tersebut sembari membawa spanduk dan kerenda mayat guna menuntut rasa keadilan agar si pelaku pembantaian dan pembunuh Suriadi alias Bede yang diduga melibatkan oknum polisi tersebut segera ditangkap.
"Kami menuntut si pelaku segera ditangkap sebab kami siap menghadirkan 2 saksi yang melihat pembantaian tersebut,"teriak massa FPI Belawan itu. Menyingkapi aksi tersebut Kapolres Pelabuhan Belawan yang diwakili Iptu Ilham petugas Kabid provost Polisi berjanji akan menindak lanjuti laporan warga serta harapan massa FPI tersebut.
Mendengarkan hal itu massa FPI akhirnya kembali ke daerah mereka di kawasan Jalan Gudang Arang kelurahan Belawan Bahagia kecamatan Medan Belawan dengan tertib.Sebagaimana diketahui peristiwa berdarah tersebut kembali terulang saat korban Suriadi alias Bege tengah melangsungkan pesta miras di daerah pemakaman umum, Gudang Arang, kel.Belawan Bahagia bersama teman-temannya.
Sebagaimana diketahui kejadian berawal pada minggu dinihari (03/06) sekitar pukul 00.05 WIB, Bege sempat diamankan, petugas dari Polres Pelabuhan Belawan yang berjaga-jaga di pos keamanan sekitar lokasi bentrok langsung datang dan mengamankan korban, agar tak terjadi hal yang tidak diinginkan. Petugas lalu memboyong korban ke Mapolsekta Medan Belawan dengan menggunakan sepeda motor.
Tak disangka, korban yang dalam kondisi mabuk berat merontah-rontah saat digiring ke Mapolsekta oleh petugas. Dengan tenaga seadanya, korban berhasil melepaskan diri dari boncengan petugas. Selanjutnya,
korban yang panik langsung berlari ke arah Lorong Melati.
Ternyata, kedatangan korban ke Lorong Melati telah ditunggu warga yang kesal dengan ulah pelaku, ditambah lagi rasa dendam antar warga telah tercipta sejak tahun 60 an. Secara spontan, warga langsung menghakimi korban tanpa ampun. Hujanan batu disertai bogem mentah pun oleh warga yang marah.
Melihat korban dikeroyok habis-habisan, warga Gudang Arang melakukan serangan balik ke Lorong Melati dengan menggunakan alat dan senjata tajam. Petugas yang berada dilokasi kejadian pun tarik undur diri karena kalah jumlah, lantas memanggil personil tambahan untuk menggendalikan keadaan.
Perang batu, bom molotov dan senjata tajam tak dapat terhindari, berlangsung hingga hampir 4 jam, dan berakhir pada pukul 05.00 WIB setelah petugas gabungan Polres KP3 dan Polsek Medan Belawan dapat
menggedalikan warga.
2 rumah warga juga ikut menjadi sasaran amukan massa. Rumah Rafeah (43) dan Buyung (61) yang berada di sebelah kuburan hangus terbakar. Sebanyak 2 pemadam kebakaran dikerahkan untuk menjinakkan sijago
merah. Sementara itu korban tewas (Agus salim)
Tidak ada komentar: