JAKARTA | GLOOBAL BERITA - Menteri Pemuda dan Olahraga,
Andi Malarangeng, meminta Komite Penyelamat Sepak Bola Indonesia (KPSI)
agar tidak melaksanakan rencananya untuk mengadakan uji coba tim
nasional bentukannya dengan timnas bentukan Persatuan Sepak Bola Seluruh
Indonesia (PSSI). Ia menilai, hal itu bukan cara terbaik untuk
menyelesaikan sejumlah masalah yang menghinggapi sepak bola Indonesia.
"Itu (rencana KPSI untuk adu timnas dengan PSSI) tidak akan menyelesaikan persoalan. Timnas itu hanya satu yang mewakili negara dan diisi oleh putra-putra terbaik bangsa, baik dari Indonesian Super League (ISL) maupun Indonesian Premier League (IPL)," ujar Andi kepada Kompas.com di Jakarta, Rabu (3/10/2012) malam.
KPSI berkeinginan mengadu timnas bentukannya dengan maksud untuk menentukan tim yang berhak mewakili Indonesia di Piala AFF yang akan digelar di Malaysia dan Thailand, akhir November mendatang. Pertandingan uji coba tersebut rencananya akan digelar di Jakarta, 10 Oktober mendatang.
Salah satu alasan KPSI melakukan hal tersebut karena kebijakan PSSI belum ideal ketika melakukan koordinasi dengan KPSI dan juga Joint Commitee untuk menyatukan timnas. Salah satu contohnya terkait pemanggilan pemain ISL, yang menurut KPSI tidak melalui mekanisme yang sudah diinstruksikan AFC, yakni harus melalui harmonisasi JC.
Andi mengatakan, baik PSSI maupun KPSI seharusnya bisa mengikuti apa yang sudah menjadi keputusan rapat JC di Kuala Lumpur beberapa waktu lalu. Menurut politisi Partai Demokrat ini, jika kedua kubu tersebut terus bertikai maka para pemain, yang sangat berkeinginan untuk membela timnas di Piala AFF, akan semakin menderita karena terus menjadi korban.
"Mereka (pemain) tidak ingin berada di tengah-tengah pengurus yang bertikai. Mari kita mengimplementasikan poin-poin yang ada di JC secara konsisten," kata Andi.
Dengan adanya persoalan ini kondisi sepak bola Indonesia pun semakin tidak jelas arahnya. Padahal, PSSI dan KPSI awalnya sepakat untuk berdamai saat berada di ambang deadline sanksi FIFA terkait persoalan dualisme kompetisi, Juni lalu. Akan tetapi, hingga saat ini tidak ada langkah nyata dari kedua kubu untuk bersama-sama menyelesaikan masalah itu.
"Itu (rencana KPSI untuk adu timnas dengan PSSI) tidak akan menyelesaikan persoalan. Timnas itu hanya satu yang mewakili negara dan diisi oleh putra-putra terbaik bangsa, baik dari Indonesian Super League (ISL) maupun Indonesian Premier League (IPL)," ujar Andi kepada Kompas.com di Jakarta, Rabu (3/10/2012) malam.
KPSI berkeinginan mengadu timnas bentukannya dengan maksud untuk menentukan tim yang berhak mewakili Indonesia di Piala AFF yang akan digelar di Malaysia dan Thailand, akhir November mendatang. Pertandingan uji coba tersebut rencananya akan digelar di Jakarta, 10 Oktober mendatang.
Salah satu alasan KPSI melakukan hal tersebut karena kebijakan PSSI belum ideal ketika melakukan koordinasi dengan KPSI dan juga Joint Commitee untuk menyatukan timnas. Salah satu contohnya terkait pemanggilan pemain ISL, yang menurut KPSI tidak melalui mekanisme yang sudah diinstruksikan AFC, yakni harus melalui harmonisasi JC.
Andi mengatakan, baik PSSI maupun KPSI seharusnya bisa mengikuti apa yang sudah menjadi keputusan rapat JC di Kuala Lumpur beberapa waktu lalu. Menurut politisi Partai Demokrat ini, jika kedua kubu tersebut terus bertikai maka para pemain, yang sangat berkeinginan untuk membela timnas di Piala AFF, akan semakin menderita karena terus menjadi korban.
"Mereka (pemain) tidak ingin berada di tengah-tengah pengurus yang bertikai. Mari kita mengimplementasikan poin-poin yang ada di JC secara konsisten," kata Andi.
Dengan adanya persoalan ini kondisi sepak bola Indonesia pun semakin tidak jelas arahnya. Padahal, PSSI dan KPSI awalnya sepakat untuk berdamai saat berada di ambang deadline sanksi FIFA terkait persoalan dualisme kompetisi, Juni lalu. Akan tetapi, hingga saat ini tidak ada langkah nyata dari kedua kubu untuk bersama-sama menyelesaikan masalah itu.
"Saya selalu menyambut baik adanya rapat JC. Tapi, saya juga
berharap ada hasil nyata dari pertemuan-pertemuan JC kemarin. Masalah
ini harus segera diselesaikan karena waktu persiapan kita sudah semakin
mepet untuk turnamen AFF nanti," tegas Menpora.
menentukan tim yang berhak mewakili Indonesia di Piala AFF
Tidak ada komentar: