Medan | Gloobal berita.com -Setelah insiden penyerangan dialami Adek warga Japaris Gang Famili
Medan, banyak komentar warga Medan, menuding panitia pelaksana dan
pengamanan di Ramadhan Fair Taman Sri Deli Medan amburadul. Terbukti
pengaman dan kenyamanan belum dirasakan pemilik stand maupun pengunjung.
“Aneh sekali bang, dengan acara Pemko Medan yang sudah menjadi program tiap tahunnya, namun tidak memberikan kenyamanan kepada pemilik stand. Sementara kami kan sudah bayar,” kata pemilik stand yang enggan menyebutkan namanya, malam ini.Hal yang sama juga dilontarkan pemilik stand Adek, yang juga menjadi korban penyerangan.
“Saya tidak tau masalahnya pak, tiba-tiba saja datang sekumpulan orang bersenjata tajam menyerang saya dan menghancurkan stand saya pak, ” ungkap adek yang sedang diselamatkan oleh warga dan pemilik stand-stand yang lain ke rumah sakit terdekat, karena ada luka di tubuhnya.
“Kami kira stand Ramdhan Fair Milik Pemko Medan ini aman, ternyata sama saja dengan pajak-pajak di sana, sementara panitia dan petugasnya yang sudah makan dananya tidak ada di tempat kejadian, inikan aneh,” tambah salah satu pemilik stand yang tidak mau menyebutkan namanya namun standnya berada di barisan depan stand Adek korban pengeroyokan OTK tadi. Hal yang aneh, dengan posko keamanan yang sudah disediakan di Ramdhan Fair tapi seperti tidak berfungsi. “Lihat saja bang pihak keamanan ada tapi seperti tidak berkutik,” tambahnya.
“Kemana sebenarnya petugas keamanan Ramadhan Fair IX Taman Sri Deli itu, apa karena sudah dapat uang terus tidak perduli lagi dengan pedagang, apa sebenarnya kerja panitia / IO, bukannya sedikit dana masyarakat yang dikeluarkan, atau mungkin dana petugas keamanan dimakan oleh panitia/IO, sehingga bisa terjadi penyerangan oleh sekelompok OTK,” kesal pemilik stand yang berada di lokasi.
Dia menilai, stand yang menjadi milik Pemko Medan atau pemerintahan saja sudah tidak aman, terus bagaimana milik swasta sungguh tidak terbayangkan. Selain pemilih stand, pengunjung juga merasa kurang aman dengan kejadian tersebut. “Saya heran lihatnya polisi ada di depan dan belakang, Dinas Perhubungan pun ada begitu juga Satpol PP, namun kenapa terjadi seperti premanisme,” kata Andi.(Red/mdn)
“Aneh sekali bang, dengan acara Pemko Medan yang sudah menjadi program tiap tahunnya, namun tidak memberikan kenyamanan kepada pemilik stand. Sementara kami kan sudah bayar,” kata pemilik stand yang enggan menyebutkan namanya, malam ini.Hal yang sama juga dilontarkan pemilik stand Adek, yang juga menjadi korban penyerangan.
“Saya tidak tau masalahnya pak, tiba-tiba saja datang sekumpulan orang bersenjata tajam menyerang saya dan menghancurkan stand saya pak, ” ungkap adek yang sedang diselamatkan oleh warga dan pemilik stand-stand yang lain ke rumah sakit terdekat, karena ada luka di tubuhnya.
“Kami kira stand Ramdhan Fair Milik Pemko Medan ini aman, ternyata sama saja dengan pajak-pajak di sana, sementara panitia dan petugasnya yang sudah makan dananya tidak ada di tempat kejadian, inikan aneh,” tambah salah satu pemilik stand yang tidak mau menyebutkan namanya namun standnya berada di barisan depan stand Adek korban pengeroyokan OTK tadi. Hal yang aneh, dengan posko keamanan yang sudah disediakan di Ramdhan Fair tapi seperti tidak berfungsi. “Lihat saja bang pihak keamanan ada tapi seperti tidak berkutik,” tambahnya.
“Kemana sebenarnya petugas keamanan Ramadhan Fair IX Taman Sri Deli itu, apa karena sudah dapat uang terus tidak perduli lagi dengan pedagang, apa sebenarnya kerja panitia / IO, bukannya sedikit dana masyarakat yang dikeluarkan, atau mungkin dana petugas keamanan dimakan oleh panitia/IO, sehingga bisa terjadi penyerangan oleh sekelompok OTK,” kesal pemilik stand yang berada di lokasi.
Dia menilai, stand yang menjadi milik Pemko Medan atau pemerintahan saja sudah tidak aman, terus bagaimana milik swasta sungguh tidak terbayangkan. Selain pemilih stand, pengunjung juga merasa kurang aman dengan kejadian tersebut. “Saya heran lihatnya polisi ada di depan dan belakang, Dinas Perhubungan pun ada begitu juga Satpol PP, namun kenapa terjadi seperti premanisme,” kata Andi.(Red/mdn)
Tidak ada komentar: