LABUHAN DELI | GLOOBAL BERITA -Aksi pengusuran tanpa ganti kerugian terhadap ratusan rumah warga di Jalan Young Panah Hijau Kelurahan Labuhan Deli Kecamatan Medan Marelan menuai protes dari ratusan Kepala Keluarga (KK).
Para korban penggusuran mempertanyakan peran serta Walikota Medan Rahudman Harahap MM dan wakil rakyat yang dulu mereka pilih, namun kini malah mereka menjadi korban pengusuran tanpa ganti kerugian.Sabtu siang (06/10/2012).
Menurut Yuslan,Atik dan Sahara, karena hidup miskin makanya mereka nekad bertempat tinggal diatas tanggul, sampai kapan pun kami tetap protes bila pengusuran ini tanpa ada diberikan uang pindah atau ganti
kerugian, kami ini manusia bukan binatang, sedangkan pindahkan binatang saja pakai biaya,"kata Atik (50) dan Sahara(48) saat ditemui disela kesibukannya mengevakuasi barang-barang di rumahnya yang terancam dirobohkan alat berat suruhan kontraktor PT Adi Karya.
"Inikan namanya tak berprikemanusian dan melanggar Hak Azasi Manusia (HAM), karena susahnya hidup kami makanya mau tinggal diatas tanggul sungai deli ini, kalau kami orang kaya pasti tak mau tinggal diatas
tanggul, tolonglah kami yang miskin ini jangan asal main robohkan rumah kami, lagi pula kami buat rumah diatas tanggul itu udah mengeluarkan biaya puluhan juta,"ungkap Sahara yang diamini warga
lainnya.
Kami berharap Pemko Medan dan pihak Balai Wilayah Sungai Sumatera (BWS II) bisa mencarikan solusi pada warganya yang miskin, apakah ada ganti kerugian atau kami dialihkan ke lahan lain agar kami yang miskin ini bisa menyambung hidup ada tempat berteduh, jangan asal main gusur, cetus Atik sembari menitikan air mata membasahi pipinya.
"Jauh hari sebelumnya memang sudah ada surat peringatan dan larangan kepada warga agar jangan membangun rumah diatas tanggul, bahkan kita himbau agar dapat membomgkar sendiri bangunan rumahnya," kata Lurah Labuhan Deli Hamdani S,sos yang dikonfirmasikan lewat nomor ponselnya ditanyai soal aksi pengusuran tanpa ganti kerugian bagi warganya tersebut.
Menurut Lurah, sesuai data ada sekitar 190-an KK warga Labuhan Deli yang tinggal diatas tanggul sungai deli sejak zaman Walikota Bahtiar jafar udah diingatkan namun warga tetap membandel membangun rumah
diatas tanggul, kalau sudah begini gimana lagi?, Kata hamdani singkat.(Agus Salim/GB/Lbh).
Menurut Yuslan,Atik dan Sahara, karena hidup miskin makanya mereka nekad bertempat tinggal diatas tanggul, sampai kapan pun kami tetap protes bila pengusuran ini tanpa ada diberikan uang pindah atau ganti
kerugian, kami ini manusia bukan binatang, sedangkan pindahkan binatang saja pakai biaya,"kata Atik (50) dan Sahara(48) saat ditemui disela kesibukannya mengevakuasi barang-barang di rumahnya yang terancam dirobohkan alat berat suruhan kontraktor PT Adi Karya.
"Inikan namanya tak berprikemanusian dan melanggar Hak Azasi Manusia (HAM), karena susahnya hidup kami makanya mau tinggal diatas tanggul sungai deli ini, kalau kami orang kaya pasti tak mau tinggal diatas
tanggul, tolonglah kami yang miskin ini jangan asal main robohkan rumah kami, lagi pula kami buat rumah diatas tanggul itu udah mengeluarkan biaya puluhan juta,"ungkap Sahara yang diamini warga
lainnya.
Kami berharap Pemko Medan dan pihak Balai Wilayah Sungai Sumatera (BWS II) bisa mencarikan solusi pada warganya yang miskin, apakah ada ganti kerugian atau kami dialihkan ke lahan lain agar kami yang miskin ini bisa menyambung hidup ada tempat berteduh, jangan asal main gusur, cetus Atik sembari menitikan air mata membasahi pipinya.
"Jauh hari sebelumnya memang sudah ada surat peringatan dan larangan kepada warga agar jangan membangun rumah diatas tanggul, bahkan kita himbau agar dapat membomgkar sendiri bangunan rumahnya," kata Lurah Labuhan Deli Hamdani S,sos yang dikonfirmasikan lewat nomor ponselnya ditanyai soal aksi pengusuran tanpa ganti kerugian bagi warganya tersebut.
Menurut Lurah, sesuai data ada sekitar 190-an KK warga Labuhan Deli yang tinggal diatas tanggul sungai deli sejak zaman Walikota Bahtiar jafar udah diingatkan namun warga tetap membandel membangun rumah
diatas tanggul, kalau sudah begini gimana lagi?, Kata hamdani singkat.(Agus Salim/GB/Lbh).
Tidak ada komentar: