Belawan,Gloobal Berita.com- Batara Pane selaku Penggurus Kontak Tani Nelayan (KTNA) Sumut menilai, ikan impor sejak dulu pihaknya bersama nelayan telah mewanti-wanti ikan berformalin dan terbukti ada yang ketahuan kemarin sebanyak 48 ton jenis gembung kuring atau keseluruhannya 103 ton dari Pelabuhan Belawan, kita khawatir masih banyak yang lolos sebab sistem pengambilan sample kita hanya
mengandalkan beberapa kotak ikan saja, tidak dilakukan pemeriksaan labotorium keseluruhannya
sehingga tak menutup kemungkinan banyak ikan impor kotak berformalin.
"Ada baiknya usaha ikan impor itu dihentikan saja, sebab nelayan kita masih bisa diandalkan guna
menghasilkan produksi ikan tangkapan lebih banyak lagi, persoalannya adalah tolong tertibkan operasional pukat trawl serta bantu kesejahteraan nelayan agar penghasilan nelayan meningkat, bila ikan impor bebas masuk maka alamat usaha perikanan tangkap kita terancam culung tikar,"harap Batara yang dikenal tokoh
masyarakat nelayan itu melalui media online Dnaberita,Minggu (18/03/2012) di kediamannya Jalan YP Hijau Kel.Labuhan Deli Medan Marelan.
Terpisah, ikan impor bebas masuk ternyata berimbas pada kian was-wasnya kalangan warga untuk membeli ikan khususnya jenis ikan gembung
disejumlah pasar tradisional meski jenis ikan gembung impor terbilang murah hanya Rp15 ribu hingga Rp18 ribu/Kgnya.
Kalangan ibu rumah tangga saat ini lebih teliti dan tak mau kecolongan terkena zat berpengawet mayat alias zat Formalin, kalangan ibu rumah tangga enggan membeli ikan gembung impor, biar mahal dekit bang, yang penting ikan yang dimakan itu sehat, buat apa murah kalau esok lusa kita jadi mayat, kata Imah (38) ibu rumah tangga warga Ridho Labuhan Deli Kecamatan Medan Marelan.
Jenis ikan yang paling diwaspadai ibu rumah tangga adalah ikan gembung rebus, kami khawatirkan ikan gembung rebus saat ini bagian dari ikan kotakan makanya kami lebih baik beli ikan basah di pajak biar harganya mahal tapi aman tak berformalin, begitu kata ibu 2 anak itu saat dimintai tanggapannya soal ikan formalin yang beredar sulit terdektesi tersebut.(salim)
mengandalkan beberapa kotak ikan saja, tidak dilakukan pemeriksaan labotorium keseluruhannya
sehingga tak menutup kemungkinan banyak ikan impor kotak berformalin.
"Ada baiknya usaha ikan impor itu dihentikan saja, sebab nelayan kita masih bisa diandalkan guna
menghasilkan produksi ikan tangkapan lebih banyak lagi, persoalannya adalah tolong tertibkan operasional pukat trawl serta bantu kesejahteraan nelayan agar penghasilan nelayan meningkat, bila ikan impor bebas masuk maka alamat usaha perikanan tangkap kita terancam culung tikar,"harap Batara yang dikenal tokoh
masyarakat nelayan itu melalui media online Dnaberita,Minggu (18/03/2012) di kediamannya Jalan YP Hijau Kel.Labuhan Deli Medan Marelan.
Terpisah, ikan impor bebas masuk ternyata berimbas pada kian was-wasnya kalangan warga untuk membeli ikan khususnya jenis ikan gembung
disejumlah pasar tradisional meski jenis ikan gembung impor terbilang murah hanya Rp15 ribu hingga Rp18 ribu/Kgnya.
Kalangan ibu rumah tangga saat ini lebih teliti dan tak mau kecolongan terkena zat berpengawet mayat alias zat Formalin, kalangan ibu rumah tangga enggan membeli ikan gembung impor, biar mahal dekit bang, yang penting ikan yang dimakan itu sehat, buat apa murah kalau esok lusa kita jadi mayat, kata Imah (38) ibu rumah tangga warga Ridho Labuhan Deli Kecamatan Medan Marelan.
Jenis ikan yang paling diwaspadai ibu rumah tangga adalah ikan gembung rebus, kami khawatirkan ikan gembung rebus saat ini bagian dari ikan kotakan makanya kami lebih baik beli ikan basah di pajak biar harganya mahal tapi aman tak berformalin, begitu kata ibu 2 anak itu saat dimintai tanggapannya soal ikan formalin yang beredar sulit terdektesi tersebut.(salim)
Tidak ada komentar: