Tak dipungkiri, kabupaten
ini memang masih terhitung jari dalam hal tatanan pemerintahan maupun
berbagai sektor pembangunan daerah. Artinya, Labura baru terhitung 4
tahunan silam melepaskan diri dari kabupaten induk, yakni Kabupaten
Labuhan Batu.
Kendati demikian, Labura yang masih seumur jagung itu tak dapat
dipandang sebelah mata. Hanya dengan segelumit pengalamannya, Bupati
Labuhan Batu Utara H. Kharuddinsyah, SE atau akrab disapa Haji Buyung
ini sudah mampu meningkatkan ekonomi masyarakat setempat.
Hanya terhitung sekira setahun lebih menjabat sebagai Bupati,
Kharuddinsyah sudah mampu menaikan anggaran ABPD sebesar Rp560 miliar
lebih dari sebelumnya Rp360 miliar.
"Kita targetkan, 2015 APBD Kabupaten Labura mampu mencapai angka
triliunan rupiah. Ini bukan omongan saja. Tetapi, di 4 dari 8 kecamatan
di Labuhan Batu Utara ternyata menyimpan potensi alam yang bernilai
tinggi. Di Kecamatan Kualuh Selatan ditemukan Batubara yang bernilai
tinggi. Kecamatan Merbau ditemukan minyak, Kecamatan Eko terdapat gas
bumi, dan Kecamatan Kualuh ada juga terdapat batu granit. Saat ini sudah
dilakukan proses eksplorasi," tutur Bupati Kharuddinsyah saat ditemui
Analisa di stand pameran Jambore TTG Kabupaten Labura di pantai Indah
Kalangan, Pandan, Tapteng, Kamis (13/9).
Bupati didampingi Kaban PMD Labura Drs. Edi Sampurna Rambe, MSi, Kaban
Pemberdayaan Perempuan, Anak dan Keluarga Berencana (PPAKB) Dra. Nur
Sa’ada Lubis, Kabag Humas dan Infokom Setdakab Labura Syahrul Adanan
Hasibuan, SE dan Kabid UEM Muhammad Ikhsan, SSTP, MAP.
Tak hanya itu, Kharuddinsyah mengaku, tak hanya bertumpu pada ABPD
Labuhan Batu Utara semata dalam membangun daerah yang dipimpinnya itu.
"Kita tetap libatkan stakeholder lainnya dalam pembangunan daerah. Di
Labura banyak terdapat perusahaan-perusahaan berskala besar, sehingga
dana-dana Corporate Social Responsibility (CSR) di tiap perusahaan turut
andil baik itu membangun sekolah-sekolah, Puskesmas dan lainnya. Di
Labura beberapa Puskesmas sudah terdapat rawat inap yang memiliki
fasilitas yang memadai. Tentunya, itu semua terwujud berkat kerjasama
dan sama-sama bekerja di segala lapisan masyarakat Labuhan Batu Utara,
tanpa membeda-bedakan antara satu dengan lainnya," ucap Bupati.
Dari langkah dan strategi ini, sambung Kharuddinsyah lagi, Kabupaten
Labura mampu menorehkan prestasi gemilang sebagai daerah Otonomi terbaik
se Indonesia. "Alhamdulillah, semua itu tercapai berkat kegigihan
masyarakat Labura dalam berpartisipasi dan turut serta membangun daerah.
Tanpa dukungan seluruh lapisan Saya (Bupati-red) pasti tidak dapat
berbuat untuk kemajuan daerah," tukasnya.
Terkait pameran teknologi yang dipertunjukan Labura, Kabid UEM Muhammad
Ikhsan kepada Analisa menjabarkan, inovasi tepat guna yang ditinjolkan
berupa mesin pencuci getah (karet). Mesin yang diciptakan Nimbrot
Siahaan warga Desa Bandar Selamat Kecamatan Aek Kuo ini, mampu mencuci
dan menghilangkan kotoran-kotoran pada getah kotor yang tak dapat dijual
ke pabrik (sortiran), sehingga getah yang sudah bersih hasil dari mesin
pencucian getah ini dapat laku dijual ke pabrik.
"Biaya pembuatan mesin ini berkisar Rp25 jutaan. Mesin ini diproyeksikan
mampu mengolah getah kotor menjadi bersih hingga bernilai tinggi,
dengan perhitungan 3 ton getah selama 12 jam dalam keadaan operasi
normal," tuturnya.
Selain itu, mesin pemotong singkong. Mesin ini diciptakan Alm. Selamat
warga Kelurahan Aek Kanopan Kecamatan Kualuh Hulu berguna untuk
memudahkan para pelaku usaha keripik singkong, dalam proses memotong
(mencacah) hingga penggorengan.
"Mesin ini, memberikan efisiensi waktu yang cepat, praktis dan mudah.
Dalam pengoperasian mesin ini, mampu memotong/mencacah singkong sebanyak
100 Kg singkong selama 1 jam pengoperasian termasuk menggoreng keripik
singkong tersebut, sementara secara manual 1 jam hanya mampu mencacah
singkong sebanyak 3 Kg diluar proses penggorengan. Sebabnya, ketika alat
ini mencacah singkong, maka irisan singkong langsung jatuh ke wadah
penggorengan yang terdapat langsung dibawah alat tersebut, sehingga
secara ekonomis alat ini sangat mendukung pertumbuhan ekonomi kerakyatan
atau pelaku usaha kecil," beber Ikhsan.
Lapangan Kerja
Menanggapi teknologi ini, Bupati Kharuddinsyah menyatakan, teknologi
tepat guna ini bukan saja sangat bermanfaat bagi kehidupan masyarakat,
melainkan turut serta membuka peluang lapangan kerja bagi masyarakat
Kabupaten Labura.
"Sama-sama kita ketahui, Labura potensial dibidang perkebunan baik
kelapa sawit maupun karet, sehingga getah karet yang tak dapat dijual ke
pabrik tentunya dapat dikelola masyarakat untuk dijual kembali ke
pabrik, sehingga memberikan income yang sangat menjanjikan. Sebab, nilai
jual getah bersih hasil pengolahan mesih pencuci getah itu sama dengan
nilai jual getah sortiran," sebut Bupati.
Demikian dengan mesin pemotong ubi. Tentunya, lanjut Kharuddinsyah,
pelaku usaha home industry sudah dimudahkan dengan adanya mesin
berteknologi tepat guna ini. "Kalau mesin pencuci getah sudah dibina
sejak 3 tahun di dua kecamatan, sedangkan mesin pemotong ubi (singkong)
sudah dibina sampai di 5 kecamatan dari 8 kecamatan yang ada di Labura.
Insya Allah, dengan waktu 1 tahun 8 bulan ini saya menjabat Bupati, ke
depannya dapat ditingkatkan lagi. Sebab, bila membangun suatu daerah
tidak dapat hanya sebatas ucapan tanpa ada perbuatan nyata yang kita
lakukan," pesan Kharuddinsyah yang pernah menjadi anggota DPRD Sumatera
Utara ini. (U.Harianto)
Tidak ada komentar: